thanks for this beautiful poetry, love.
Dalam diam saya berpikir,
Saya kira, jika saya sudah berbuat baik mereka akan berbuat baik pula.
Saya salah, tak semua akan baik pada saya.
Saya kira, mereka tak akan mengulangi.
Saya salah, ternyata mereka mencibir berulang kali.
Kawan, saya hanya ingin berteman, menghabiskan masa putih abu-abu dengan nyaman:)
Cinta itu bukan siapa yang menebar rasa,
tetapi siapa yang setia.
Mungkin saja dalam diam, tanpa ucap dengan rindu yang mendekap.
Cinta itu bukan dari fisik,
tetapi dari hati yang lembut berbisik.
Mungkin saja cantik, namun bersikap munafik.
Cinta itu indah, seperti halnya kau yang merupakan anugerah.
Tidak semua orang pandai berperan.
Ya, dalam hal mencibir teman dibelakangnya.
bodoh.
Kau bisa katakan ini bukan 'bullying', tetapi bagaimana jika hal itu kau lakukan terus menerus?
Kau tak merasa bahwa yang kau 'bicarakan' mengetahuinya.
bodoh.
Dia hidup, dia dapat mendengar, dia dapat melihatmu.
Apa yang salah dengannya?
Apakah ia memperlakukanmu dengan buruk? apakah ia menyakitimu?
Apakah ia membuat kau malu didepan umum?
Jika tidak, mengapa kau melakukannya?
Karena fisik? karena ia tak cantik?
Karena harta? karena dia miskin?
Bodoh, kawan.
Kau tidak diperlakukan buruk, tetapi kau mencibir.
Apakah nilai sosialmu begitu buruk?
Apakah kau tak pernah tau bahwa hal itu akan membuat mentalnya hilang?
Pikir. Lihat. Apa salahnya, hingga kau mencibirnya.
Kawan,
Kau tak melihat penderitaannya bahkan merasakannya.
Tak semua orang dapat menjadi yang kau inginkan.
Tak semua orang dapat menjadi dirimu.
Kawan, Lihatlah. Ingatlah. Ia tak sebodoh dirimu yang merendahkan bahkan membuat mental seseorang hari demi hari hilang.
Ia pun berusaha merangkulmu.
Ia berusaha mendekatimu.
Tapi apa yang kau beri?
Cibiran, cibiran, dan cibiran.
Tak punya hati, manusia bodoh.